KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan
saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah
ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Banjar,
Desember 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar................................................................................................. i
Daftar Isi.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah ..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Belajar dan Kesulitan Belajar .................................................. 2
B. Macam-macam
Kesulitan Belajar .............................................................. 2
C. Faktor-faktor
Penyebab Kesulitan Belajar ................................................. 3
D.
Langkah
untuk Mengatasi Kesulitan Belajar ............................................. 5
BAB III KESIMPULAN
.............................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar adalah syari’at islam yang
menjadi kewajiban bagi seluruh umat islam melalui firman Allah Ta’ala, yaitu
ayat yang pertama kali turun dalam surat Al-‘Alaq ayat 1-5. Oleh karena itu,
mau tidak mau, sebagai umat Nabi Muhammad kita harus selalu belajar dan
belajar. Terlebih lagi pada usia anak-anak. Karena pada masa itu proses
pembelajaran sangatlah mudah diterima atau mendapat respon yang baik dari
anak-anak.
Akan tetapi, banyak sekali proses
pembelajaran yang dilakukan oleh anak-anak yang dibimbing oleh seorang guru,
menghasilkan hanya sedikit perubahan yang dialami oleh anak, bahkan tidak sama
sekali. Hal itu disebabkan adanya kesulitan anak tersebut dalam belajar.
Tentunya banyak faktor yang dapat mempengaruhinya.
Melalui makalah ini, kami mencoba mendeskripsikan
tentang kesulitan belajar yang dialami oleh anak serta langkah untuk
mengatasinya.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa definisi dari belajar?
2.
Ada definisi dari kesulitan belajar?
3.
Bagaimana bentuk dari macam-macam
kesulitan belajar?
4.
Apa penyebab dari kesulitan belajar
pada anak?
5.
Bagaimana langkah untuk mengatasi
kesulitan belajar yang dialami oleh anak?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Belajar dan Kesulitan Belajar
Menurut Drs. Tadjab, M.A. dalam
bukunya Ilmu Jiwa Pendidikan, belajar bisa didefinisikan “berubahnya
kemampuan seseorang untuk melihat, berfikir, merasakan, mengerjakalan sesuatu,
melalui berbagai pengalaman-pengalaman yang sebagiannya bersifat perseptual,
sebagiannya bersifat intelektual, emosional maupun motorik.”
Pengertian belajar yang lain
dikemukakan oleh Fontana. Menurut Fontana (1981), belajar adalah suatu proses
perubahan yang relatif tetap dalam prilaku individu sebagai hasil dari
pengalaman.
Adapun definisi belajar menurut
beberapa ahli yang dikutip oleh Drs. Wasty Soemanto, M. Pd. Dalam bukunya Psikologi
Pendidikan.
Menurut James O. Wittaker, belajar
dapat didefinisikan sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah
melalui latihan atau pengalaman.
Menurut Howard L. Kingsley, “Belajar
adalah proses di mana tingkah laku (dalam artian luas) ditimbulkan atau diubah
melalui praktek atau latihan.
Adapun kesulitan belajar sendiri,
dapat diartikan sebagai hambatan dan gangguan belajar pada anak dan remaja yang
ditandai oleh adanya kesenjangan yang signifikan antara taraf integensi dan
kemampuan akademik yang seharusnya dicapai.
Jadi, dapat dikatakan kesulitan
belajar siswa dapat ditunjukkan oleh adanya hambatan tertentu untuk mencapai
hasil belajar. Hambatan tersebut bisa bersifat psikologis, sosiologis maupun
fisiologis.
B. Macam-macam Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar siswa dapat
ditunjukkan oleh adanya hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar.
Hambatan tersebut dapat bersifat psikologis, sosiologis maupun fisiologis.
Hambatan tersebut menyebabkan prestasi belajar siswa yang dicapai berada di
bawah semestinya.
Macam kesulitan belajar siswa mencakup pengertian yang sangat luas,
diantaranya :
1. Learning disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang
terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya, yang
mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi
belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya respons-respons yang
bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi
yang dimilikinya.
2. Learning disfunction adalah gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak
berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan
adanya subnormalitas mental, gangguan alat indra, atau gangguan psikologis
lainnya.
3. Underachiever merupakan siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi
intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong
rendah.
4. Slow learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar,
sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa
lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
5. Learning disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa tidak
mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi
intelektualnya. Siswa yang mengalami kesulitan belajar seperti tergolong dalam
pengertian di atas akan tampak dari berbagai gejala.
C. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Terjadinya proses belajar, atau
apakah suatu aktivitas itu memberikan pengalaman belajar, itu dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Secara garis besarnya faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya proses belajar tersebut, dapat dikelompokkan menjadi dua faktor,
yaitu faktor intern, yang ada dan berasal dari dalam diri pelajar {yang
belajar}; dan faktor ekstern, yaitu kondisi dan situasi di luar diri si
pelajar.
1. Faktor internal
a. Kurangnya bakat khusus untuk suatu situiasi belajar tertentu. Sebagai
halnya intelegensi, bakat juga merupakan wadahuntuk mencapai hasil belajar
tertentu. Peserta didik yang kurang atau tidak berbakat untuk suatu kegiatan
belajar tertentu akan mengalami kesulitan dalam belajar.
b. Kurangnya kemampuan dasar yang dimiliki oleh peserta didik.
Kemampuan dasar (intelegensia) merupakn wadah bagi kemungkinan tercapainya
hasil belajar yang diharapkan.jika kemampuan dasar rendah, maka hasil belajar
yang dicapai akan rendah pula, sehingga menimbulkan kesulitan dalam belajar.
c. Kurangnya motivasi atau dorongan untuk belajar, tanpa adanya motivasi yang
besar peserta didik akan banyak mengalami kesulitan dalam belajar, karena
motivasi merupakan faktor pendorong kegiatan belajar. Persaingan yang sehat
antar individu maupun antar kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar
peserta didik.
d. Faktor jasmaniah tidak mendukung kegiatan belajar, seperti gangguan
kesehatan, cacat tubuh, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran dan lain
sebagainya.
e. Faktor hereditas (bawaan) yang tidak mendukung kegiatan belajar, seperti
buta warna, kidal, cacat tubuh dan lain sebagainya.
2. Faktor eksternal
a. Faktor lingkungan sekolah yang tidak memadai bagi situasi belajar peserta
didik, seperti cara mengajar, sikap guru, kurikulum atau materi yang akan
dipelajari, perlengkapan belajar yang tidak memadai, teknik evaluasi yang
kurang tepat, ruang belajar yang kurang nyaman dan sebagianya.
b. Situasi keluarga yang kurang mendukung situasi belajar peserta didik,
seperti rumah tangga yang kacau (broken home), kurangnya perhatian orang
tua karena sibuk dengan pekerjaannya, kurangnya kemampuan orang tua dalam memberikan
pengarahan dan lain sebagainya.
c. Situasi lingkungan sosial yang menggangu kegiatan belajar siswa, seperti
pengaruh negatif dari pergaulan, situasi masyarakat yang kurang memadai,
gangguan kebudayaan, film, bacaan, permainan elektronik, play station,
dan sebagainya.
D.
Langkah untuk Mengatasi Kesulitan
Belajar
Mengatasi kesulitan belajar, tidak dapat dipisahkan dari faktor-faktor
kesulitan belajar. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 96-101)
langkah-langkah untuk mengatasi kesulitan belajar adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Untuk menemukan sumber penyebab kesulitan belajar,
diperlukan banayk informasi. Untuk memperoleh informasi tersebut, maka perlu
diadakan suatu pengamatan langsung yang disebut dengan pengumpulan data.
2. Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul dari kegiatan tahap pertama
tersebut, selanjutnya diadakan pengolahan secara cermat. Dalam pengolahan data
langkah yang dapat ditempuh antara lain:
a. Identifikasi kasus
b. Membandingkan antar kasus
c. Membandingkan dengan hasil tes
d. Menarik kesimpulan
3. Diagnosis
Diagnosis adalah keputusan (penentu) mengenai hasil
dari pengolahan data. Diagnosis ini dapat berupa hal-hal sebagai berikut:
a. Keputusan mengenai jenis kesulitan belajar anak (berat dan ringannya).
b. Keputusan mengenai faktor-faktor yang ikut menjadi sumber penyebab
kesulitan belajar.
c. Keputusan mengenai factor utama penyebab kesulitan belajar.
4. Pragnosis
Prognosis artinya “ramalan”. Apa yang telah ditetapkan
dalam tahap diagnosis, akan menjadi dasar utama dalam menyusun dan menetapkan
ramalan mengenai bantuan apa yang harus diberikan kepadanya untuk membantu
mengatasi masalahnya.
5. Treatment atau
Perlakuan
Perlakuan disini maksudnya adalah pemberian bantuan
kepada anak yang bersangkutan (yang mengalami kesulitan belajar) sesuai dengan
program yang telah disusun pada tahap prognosis tersebut. Bentuk treatment yang
mungkin dapat diberikan contohnya bimbingan belajar kelompok, bimbingan belajar
individual dan lain-lain.
6. Evaluasi
Evaluasi disini untuk mengetahui apakah treatment yang
telah diberikan tersebut berhasil dengan baik, artinya ada kemajuan, atau
bahkan gagal sama sekali. Kalau ternyata treatment yang
diberikan tidak berhasil, maka diadakan pengecekan kembali.
BAB III
KESIMPULAN
Ø Kesulitan belajar adalah hambatan
atau gangguan belajar pada anak. Gangguan tersebut dapat bersifat psikologis,
sosiologis, fisiologis.
Ø Ada beberapa macam kesulitan
belajar, antara lain:
1. Learning Disorder
2. Learning Disfuntion
3. Underachiever
4. Slow Learner
5. Learning Disabilities
Ø Faktor-faktor kesulitan belajar ada
dua, yaitu:
1. Faktor Internal
a. Kurangnya bakat khusus untuk suatu situiasi belajar tertentu,
b. Kurangnya kemampuan dasar yang dimiliki oleh peserta didik,
c. Kurangnya motivasi atau dorongan untuk belajar,
d. Faktor jasmaniah tidak mendukung kegiatan belajar, dan
e. Faktor hereditas.
2. Faktor Eksternal
a. Faktor lingkungan sekolah,
b. Faktor lingkungan keluarga, dan
c. Faktor lingkungan sosial.
Ø Adapun langkah-langkah untuk mengatasi kesulitan belajar,
adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan data
2. Pengolahan data
3. Diagnosis
4. Pragnosis
5. Treatkment atau perlakuan
6.
Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Tadjab, Ilmu Jiwa Pendidikan, KaryaAbditama,
Surabaya, 1994. TIM Bina Insan Mandiri
Drs. Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, Rineka
Cipta, Jakarta.
Drs. Tadjab, Ilmu Jiwa Pendidikan,
(Surabaya: KaryaAbditama, 1994), hal. 46
Drs. Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 104
http://www.psikologizone.com/macam-kesulitan-belajar-siswa/065111779
Drs. Tadjab, Ilmu Jiwa Pendidikan,
(Surabaya: KaryaAbditama, 1994), hal. 51-52
Belum ada tanggapan untuk "Makalah Kesulitan Belajar"
Post a Comment