Written by : Rismayadi
Suatu ketika ada ada anak yang sangat akrab dengan gurunya dan ada pula anak yang hanya berdiam diri tanpa mau berinteraksi dengan gurunya, ada pula anak yang tampak selalu dicekam ketakutan ketika berjumpa dengan gurunya. Perbedaan perilaku anak yang demikian perlu di siasati seorang guru. Apa yang menjadi anak selalu tampak murung, kurang bergairah dalam bergaul aplagi berinteraksi dengan gurunya. Hal ini lah yang menjadi penghambat trasfer ilmu dari guru terhadap muridnya. Anak akan sulit untuk dapat mengeluarkan pendapat masukan dan pertanyaan kepada gurunya, interaksi belajarpun tidak akan mencapai hasil yang diharapkan. Proses pembelajaran akan menjadi kaku karena hanya guru saja yang yang secara aktif menguasai proses pembelajaran. Ada beberapa faktor yang dapat menciptakan seorang menjadi pemurung, dan memiliki rasa percaya diri yang kurang di sekolah.
1. Faktor dari Keluarga
Sebuah keluarga yang broken home biasanya akan menciptakan iklim hubungan interaksi orang tua dan anak yang kurang membahagiakan. Anak akan lebih sering menyaksikan pertengkaran orangtuanya dari pada senda gurau yang yang menggembirakan dari orang tuanya. Kebahagiaan anak akan sedikit tersita, anak pun akan lebih banyak merasa kekecewaan dari pada kebahagiaan. Kurangnya perhatian dari orang tua pun akan memnciptakan anak yang merasa kurang puas memiliki keluarga. Tidak ada kebanggan orang tua yang mampu diexpose si anak kepada temannya, padahal ia selalu mendengar berita gembira dari teman-temannya tentang orang tuanya. Anak selalu kecewa karena perlakuan orang tua yang tampak kurang kasih sayang terhadapnya. Pendidikan yang salah di keluarga pun akan menciptakan anak pemurung. Adalah hal yang wajar jika seorang anak dinilai bandel dan nakal oleh orangtua, karena memang sifat anak yang selalu ingin tahu dan ingin serba membuktikan akan suatu hal. Peran orang tua lah yang sangat menentukan prilaku anak selanjutnya. Orang tua hendaknya mampu mengarahkan dan memebina anak. Kadang orangtua merasa kewalahan dengan sikap anaknya, hal ini terjadi karena anak sulit sekali menuruti kata-kata orang tua yang selalu ingin memuruti setiap kata-katanya secara instant dan diktator, padahal yang dibutuhkan anak adalah ucapan yang penuh dengan kasih sayang.
2. Faktor dari Guru
Kenapa anak bisa menyukai guru yang satu dan benci terhadap guru yang lainnya? Perlakuan seorang guru terhap anak didiknya memang berbeda-beda. Ada guru yang penyabar ada juga guru yang galak (versi anak didik). Anak didik biasanya tidak mau mendengar kata-kata yang keras apalagi yang kasar walaupun ia menuruti apa yang dikatakan oleh gurunya. Kadang seorang guru selau bersikap formil terhadap muridnya, padahal pendekatan guru kepada anak didiknya sangat diperlukan agar anak didik dapat dengan mudah berinteraksi dengan gurunya. Sedikit bercanda dan bercerita akan menambah keakraban guru dan anak didiknya. Guru hendaknya menunjukan kasih sayangnya terhadap anak didiknya tanpa pilih kasih seprti kepada anaknya sendiri. Anak didik ingin diakui, juga anak didik ingin dianggap oleh gurunya. Guru hendaknya menjadi figur yang membanggakan bagi anak didiknya. Ungpan kasih sayang guru sangat berarti bagi anak didik, agar ia merasa disayangi dan diperhatika oleh gurunya.
Seperti yang telah diuraikan diatas, sifat anak berbeda. Ada yang mudah bergaul, ada yang sedang, dan ada pula yang sangat sulit bergaul hendaknya guru mampu menyiasati hal tersebut.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Mendidik Anak dengan Cinta"
Post a Comment